Sebuah renungan antara Madu dan Racun

Hari Rabu 20 Mei 2009 langit Jakarta tertutup awan kelabu, seolah-olah sedih menyaksikan waktu yang terbuang di tengah kemacetan di jalan tol Kebun Jeruk. Aku termenung di belakang kemudi, pikiran ku melayang-layang, karena jalanan begitu padat merayap. Ditemanin permainan gitar Jubing Kristanto, kuberupaya menikmati kepadatan kota Jakarta.
Hujan mulai turun rintik-rintik seperti tak sanggup lagi menunggu ku sampai ketempat tujuan. Terpaku aku mendengar instrumental lagu Madu dan Racun yang pernah popular di tahun 85. Ketika jaman itu aku masih duduk di bangku kuliah. Lagu berirama ceria itu membuat pikiranku berfantasi, kaki ku bergerak seolah berjoget mengikuti irama yang mengasikkan.

Tak hanya hatiku sedikit terhibur mendengar lagu itu, tapi pikiranku juga terinspirasi dengan lagu yang lama tak terdengar lagi. Madu dan Racun, lagu yang bersyair:

Engkau yang cantik, engkau yang manis
Engkau yang manja
Selalu tersipu, rawan sikapmu dibalik kemelut
Di remang kabutmu di tabir mega-megamu
Kumelihat dua tangan di balik punggungmu
Madu di tangan kananmu
Racun di tangan kirimu.
Aku tak tahu mana yang akan kau berikan padaku

Sedikit perlu direnungkan memang kadang antara madu dan racun, kita tidak tahu apa yang akan kita dapatkan dalam hidup ini. Sesuatu yang kelihatan semanis madu dapat menjadi racun dalam kehidupan kita. Banyak peristiwa dalam hidup ini karena kita salah menilai dan menanggapi suatu peristiwa sehingga kita menjadi tidak bijak mengambil keputusan dalam hidup.
Kadang pujian yang semanis madu terdengar di telinga sebenarnya hanya untuk meracuni kita.
Sedangkan kritik yang mematikan seperti racun, bila ditanggapi positif dapat menjadi madu dalam kehidupan kita.

Apakah racun dan madu pilihan hidup kita? Kembali kepada pribadi kita sendiri. Yang kutahu Kebijakan tidak datang dalam sehari.

Lagu tersebut terus berulang membawa kenangan dan inspirasi, kulanjutkan perjalanan yang tersendat-sendat ditengah hujan deras.

Jakarta, May 22, 2009 at 9.28PM
**Lina Kartasasmita**

Comments

Popular posts from this blog

Table topic 1: Never… never give up

We love to love

Dealing with difficult person with acceptance

Suffering and tired

My Relationship with God

“Alone”

I am still here for you

Hundred percent!!

I am perfectly blessed in my imperfection

Please keep doing it