Berita yang perlu direnungkan

Era 80 an lagu “ Berita Kepada Kawan” balada yang disampaikan oleh Ebiet G. Ade terdengar di mana-nama.
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan,
sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan…
…………
Sesampainya di laut kukabarkna semuanya
Kepada karang, kepada ombak kepada matahari
………..

Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa dosa….
……
Coba kita bertanya kepada rumput yang bergoyang.


Jelas lagu tersebut menceritakan balada suatu perjalanan yang menyedihkan, menceritakan kerusakan lingkungan. Semua itu diungkapkan dalam suatu lagu yang puitis dan bermakna sebagai pesan untuk menjaga lingkungan. Sesuatu yang wajar bila kita mempunyai kawan, kita ingin berbagi cerita, berbagi duka dan nestapa.

Saat ini aku merenungkan apa yang umum terjadi dalam kehidupan kita bilamana ada suatu kisah tentang seorang kawan, yang justru terjadi adalah kita mencoba menyampaikan berita itu kepada kawan-kawan yang lain. Berita itu mejadi cerita panjang yang tak lagi bermakna. Menjadi pergunjingan dan menjadi buah bibir yang menghapuskan fakta dan kenyataan. Kebenaran terkubur dalam cerita dan kepercayaan larut entah kemana. Padahal mungkin seperti yang diungkapkan dalam syair lagu Ebiet. Perjalanan itu sangat menyedihkan… dan kawannya tak duduk disampingnya saat itu. Coba renungkan bilamana suatu perjalanan pedih seorang kawan dan kita tidak bersamanya. Kita tak akan pernah bisa merasakan kepedihan itu.

Sesungguhnya kita bisa belajar dari pengalaman seorang kawan dari kegagalan ataupun keberhasilannya. Tapi dibalik cerita kita mempunyai cerita kita sendiri dan kita larut di dalamnya sehingga tak satupun pelajaran yang kita dapat. Kita tak lagi mencari makna pelajaran kehidupan. Hanya cerita dan cerita yang tak berkesudahan. Ada cerita yang dapat di jadikan gurau canda, tapi ada cerita yang tak layak dijadikan berita. Ada cerita yang bermakna mengajar, menegur dan menjadi inspirasi bagi kawan-kawan kita.

Menjadi bijak sangatlah sulit ketika kita hidup di dunia ini. Sehingga tergambarkan bahwa Tingkah kita selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa (Ebiet). Mungkin Tuhan benar mulai bosan dengan tingkah kita. Kita bersyukur tetap diberikan kesempatan memperbaiki hidup kita.

Ini suatu perenungan menjadi tua tidak berarti menjadikan kita lebih bijak. Melatih menguasai pikiran adalah kunci keberhasilannya.

Jangan Tanya pada rumput yang bergoyang.. tapi Tanyakan kepada diri kita.
Jakarta, May 16, 2009, 10.10PM

Comments

Popular posts from this blog

Table topic 1: Never… never give up

We love to love

Dealing with difficult person with acceptance

Suffering and tired

My Relationship with God

“Alone”

Hundred percent!!

I am still here for you

I am perfectly blessed in my imperfection

Please keep doing it