Posts

Showing posts from February, 2010

Table topic 1: Never… never give up

It was Tuesday; I used to come to Plaza Senayan for public speaking meeting there. Part of the public speaking is a table topic session. My friend Vina Tan leaded the session and she asked many questions which one of her question was “Never… never give up” I was about to answer that but I already had a role as General Evaluator, so it was better to give the chance to others. Anyway my mind kept thinking about the question and I really want to write the answer here in my blogs. Never… never give up! I like that statement a lot. Once in my life I was about to give up my project for Advance communicator Bronze in Toastmaster International. I thought I picked a wrong manual. I couldn’t find any idea to write about the project and I didn’t know how to finish the manual. I was about to change my manual with another manual. I looked back and fort the manual and I thought over and over again. Actually it was simple thing to decide, I could change the manual without any problem but something b

Ibu bukannya orang Indonesia?

“Good teachers are costly, but bad teachers cost more.” ~ Bob Talbert Sepuluh tahun lalu, seminggu sekali saya pergi berbelanja ke pasar swalayan di dekat rumah. Suatu kali saya melihat seorang anak berusia kira-kira sebelas tahun. Anak itu tampak mempunyai karakter yang baik dan berpakaian rapi. Dia tersenyum dan menghampiri saya yang agak kerepotan membawa barang belanjaan saya. “Bu, boleh saya bantu?” dengan tersenyum anak laki-laki itu menawarkan jasa kepada saya. Saya bertanya, “Siapa nama kamu?” Sigap dia menjawab, “Udin, Bu.” Sejak perkenalan saya dengan Udin, dia selalu ada untuk membantu saya membawa barang belanjaan saya. Walaupun hanya bertemu seminggu sekali, saya cukup sering berbincang dengan Udin. Saya suka bertanya uang yang dia terima dengan menawarkan jasa akan dibelikan apa dan bagaimana pelajaran di sekolah. Rasanya saya cukup mengenal anak itu. Saat itu bulan Mei 1998, terjadi kerusuhan di mana-mana. Beberapa hari saya tidak berani keluar rumahkarena begitu menceka