Yang tersirat dari sebuah cerita film KING

Saya teringat ketika belajar bahasa Indonesia diminta untuk membahas apa yang tersirat dan tersurat atau tertulis dari suatu karangan atau karya penulisan. Ternyata pelajaran itu tertanan dalam-dalam di pikiran saya. Biasanya kita hanya membaca yang tertulis tanpa memahami apa yang tersirat di dalam tulisan tersebut. Hal itu pula yang membuat kita salah arti atau bahkan tidak mampu menyerap pesan-pesan dari seorang pengarang.

Dua hari lalu saya mendapat kesempatan menonton film hasil karya anak bangsa sendiri yaitu film King. Bagi yang telah menyaksikan film tersebut tentu telah mengetahui jalan cerita film itu. Ketika saya menonton film tersebut, duduk disamping saya seorang ayah dan dua orang anak remajanya. Ketika film berlangsung sang ayah sibuk menceritakan bagaimana jalan kisah film tersebut. Ach… ingin saya marah rasanya karena komentarnya telah mengganggu konsentrasi saya. Tapi saya sadar tidak perlu berdebat dengan orang yang tidak saya kenal. Ayah tersebut tidak mengetahui bahwa jalan cerita film tersebut sudah tentu dapat di mengerti oleh anak-anaknya, tapi justru yang mungkin tidak dapat dipahami adalah pesan-pesan yang tersirat dari film tersebut.

Film King menceritakan perjuangan seorang anak bernama Guntur, yang hidup sangat sederhana hingga mampu meraih cita-citanya menjadi pemain bulu tangkis nasional.
Dari cerita yang sederhana itu saya mendapat banyak hal yang tersirat, pertama dari hubungan antara Guntur dan ayahnya. Seorang ayah yang sesungguhnya mencintai anaknya, berupaya semampunya memberikan yang terbaik tapi tidak mampu mengungkapkan kasih sayangnya dalam bentuk kata-kata. Ini banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, para ayah yang sulit mengungkapkan rasa kasihnya kepada anaknya. Sehingga banyak anak-anak remaja yang tidak memahami apa yang telah di perjuangkan oleh ayahnya, karena tidak adanya komunikasi yang terbuka. Banyak saya temui kisah-kisah kekakuan hubungan antara ayah dan anak. Mungkin karena citra yang telah tertanam bilamana seorang ayah tidak perlu mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata. Sesungguhnya setiap anak mempunyai kebutuhan yang sama untuk mengetahui bahwa dia dicintai. Didalam film tersebut ungkapan yang mampu disampaikan oleh ayah Guntur adalah “Menang atau kalah kau tetap anakku” Ungkapan paling sederhana bahwa cinta kasih orang tua tidak ditentukan oleh kondisi anaknya atau diukur dengan prestasi. Sekilas itu hanya kalimat biasa saja tapi maknanya menjadi sangat dalam. Kalau saja begitu mudah kita mengucapkan “Aku mengasihimu nak…”

Kedua adalah tokoh Raden, seorang sahabat baik Guntur yang selalu rela berkorban untuk membantu Guntur keluar dari kesulitan-kesulitannya. Raden adalah tokoh penting atas keberhasilan Guntur disamping ayah dan teman-teman lainnya. Dalam hidup, kita seringkali luput menghitung orang-orang yang telah berjuang untuk membantu keberhasilan kita. Apakah itu orang tua kita, saudara, sahabat atau sekedar orang-orang yang membantu pekerjaaan kecil kita sehari-hari. Selalu saja ada orang-orang yang bekerja di belakang layar yang membuat kita berhasil meraih apa yang kita inginkan. Keberhasilan kita tidaklah dapat kita capai sendiri, selalu ada orang-orang yang mendampingi atau menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita. Dalam film Raden begitu tulus membantu sahabatnya dan yang dia inginkan bukan hanya melihat Guntur sebagai pemain bulutangkis nasional tapi Raden menaruh pengharapan lain yaitu Guntur akan membawa nama INDONESIA di dunia. Seorang sahabat yang menaruh harapan besar bukan pada seorang Guntur tapi pada bangsa dan negaranya. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita yang seringkali melihat hanya sebatas kulit luarnya saja. Disini kita melihat sikap seorang anak yang bersahaja, dia tidak egois dengan kepentingan pribadinya, tapi lebih kepada kepentingan bangsa dan negaranya.

Salut saya untuk Ari Sihasale yang mau memproduksi film seperti ini. Bangsa kita haus untuk mendapat pesan-pesan moral yang baik. Dan biarlah apa yang tersirat juga dapat dicerna dengan mudah.

Jakarta, 10 Juli 2009
**Lina Kartasasmita** (pk 21. 17)

Comments

Popular posts from this blog

Table topic 1: Never… never give up

We love to love

Dealing with difficult person with acceptance

Suffering and tired

My Relationship with God

“Alone”

Hundred percent!!

I am still here for you

I am perfectly blessed in my imperfection

Please keep doing it