Lukisan tanpa cahaya
Bagaimana mengajarkan nilai kecantikan kepada seorang remaja putri merupakan tantangan bagi saya. Menjalanin profesi sebagai seorang guru kadang tidak menempatkan kita hanya untuk mengajarkan mata pelajaran yang kita kuasai. Menjadi guru membuat kita harus mampu menjadi sahabat bagi anak didik kita. Suatu hari, duduk dihadapan saya seorang remaja putri yang cantik, manis dan cukup pandai di kelasnya. Tapi ada kemurungan diwajahnya. Saya bertanya,”Kenapa kamu kog sedih sekali? ” Dia mulai bercerita dengan mata berkaca-kaca,”Saya tidak tahu apa salah saya bu, tapi teman-teman tidak suka dengan saya” Kebiasaan saya untuk tidak segera menjawab setiap pertanyaan, karena saya tidak mau memberikan jawaban yang asal-asalan. Saya selalu ingat pesan seorang kepala sekolah yang saya hormati, beliau menasehati saya “Kalau jadi guru hati-hati karena kamu tidak hanya mendidik seorang anak, tapi juga keturunannya” Mengingat pesan itu membuat saya selalu berhati-hati. Berupaya mencari akar persoal...